Trending

Fadli Zon Memprediksi Prabowo-Sandiaga bisa Memenangkan Pilpres dengan suara 63 Persen

niadi.net - Fadli Zon, Anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional (BPN) Pasangan Capres dan Cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menyatakan bahwa dia memprediksi pasangan calon nomor urut 02 itu bakal memenangkan pertarungan Pilpres dengan kisaran persentase kemenangan sebesar 63%.

Fadli Zon Memprediksi Prabowo-Sandiaga bisa Memenangkan Pilpres dengan suara 63 Persen Prediksi kemenangan yang Fadli Zon ungkapkan itu atas hasil dari survei internal yang mereka lakukan. Dalam survei internal tersebut pasangan Prabowo-Sandiaga telah mengungguli pasangan calon nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

"Kalau menurut saya sih prediksi kami, insya Allah kami menang 63 persen," ucap Fadli di kantor Sekretariat Nasional (Seknas) Prabowo-Sandiaga, Jakarta Pusat.

Atas hasil survei internal BPN tersebut Fadli juga mengkritik pencitraan yang dilakukan Jokowi untuk menaikkan kembali elektabilitasnya yang sudah turun di bawah Prabowo.

Hal yang membuat turunnya elektabilitas Jokowi menurut Fadli adalah karena banyknya janji kampanye Jokowi di tahun 2014 tidak terealisasikan di tahun kepemimpinan Jokowi saat ini.

Karenanya pula Wakil Ketua DPR RI ini menilai apa yang dilakukan oleh Jokowi di masa kampanye saat ini adalah pencitraan dan pencitraan demi naiknya kembali elektabilitasnya.

"Artinya, tidak ada capaian yang membuat rakyat ini menambah atau mengokohkan pilihannya karena janjinya enggak ditepati," kata Fadli.

"Seorang petahana itu biasanya bicara bahwa ini lho yang sudah saya lakukan, ini keberhasilan saya, tetapi klaim itu terlalu mudah dipatahkan, akhirnya menjadi gimmick-gimmick, pencitraan," Fadli Zon melanjutkan.

Salah satu dari bentuk pencitraan yang disindir Fadli Zon adalah ketika Presiden Jokowi beserta keluarganya melakukan jalan-jalan di Kebun Raya Bogor Desember 2018 silam.

Pencitraan yang dilakukan Jokowi itu ada dalam teori bernama photo operation, singgung Fadli yang menurutnya bahwa teori itu muncul ketika pertarungan antara Donald Trump dan Hillary Clinton di Pilpres Amerika Serikat.

Fadli Zon yang juga sebagai Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu mengungkapkan bahwa bentuk pencitraan yang dilakukan Jokowi itu bila sesuai teori selanjutnya akan menghasilkan dampak atau citra yang terbentuk bagi pemilih di negeri ini.

Meski demikian menurut Fadli bahwa pencitraan yang dibangun melalui narasi keluarga harmonis Jokowi malah akan justru berkesan brutal oleh sebab yang membuat rancangan pencitraan Jokowi itu tidak mengerti dengan benar teori tersebut.

"Di pilpres Amerika itu memang ada teorinya, namanya photo ops, memang dia sengaja berikan pencitraan untuk dapatkan impact tertentu bahwa kita ini memang keluarga harmonis. Itu dibikin rapih, ini (Jokowi) dibikin pencitraan brutal karena tidak mengerti teorinya," jelasnya.
Lebih baru Lebih lama

Cek artikel niadinet lainnya via Google News

Formulir Kontak