Ringkasan:{alertringkas}
- Program MBG dipastikan tetap aktif bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan balita (3B) tanpa ada jeda selama masa libur.
- Distribusi makanan untuk siswa sekolah selama libur bergantung pada kesepakatan antara pihak sekolah dan penyelenggara.
- Siswa akan menerima kombinasi paket siap santap dan makanan kering (tahan lama) dengan frekuensi distribusi maksimal dua kali sepekan.
niadi.net — Komitmen pemerintah dalam menjaga kecukupan gizi nasional tidak mengendur meski memasuki masa libur panjang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru).
Badan Gizi Nasional (BGN) secara resmi mengumumkan bahwa Program Makan Bergizi Gratis (MBG) akan terus berjalan guna memastikan kelompok sasaran tetap mendapatkan asupan nutrisi yang berkualitas.
Langkah ini diambil untuk menjaga konsistensi program dalam menekan angka stunting dan meningkatkan kesehatan masyarakat secara menyeluruh.
Meskipun aktivitas belajar mengajar di sekolah berhenti sementara, distribusi makanan bergizi dirancang dengan mekanisme khusus agar tetap menjangkau para siswa serta kelompok rentan lainnya di berbagai daerah.
Prioritas Utama: Kelompok 3B Tetap Terlayani
Berbeda dengan skema sekolah yang mengikuti kalender akademik, pelayanan MBG bagi kelompok prioritas 3B—yaitu Ibu Hamil (Bumil), Ibu Menyusui (Busui), dan Anak Balita—dipastikan tidak akan terputus.
Hal ini dikarenakan kebutuhan gizi bagi janin, bayi, dan balita bersifat krusial dan tidak bisa ditunda hanya karena adanya hari libur nasional.
Wakil Kepala BGN Bidang Komunikasi Publik dan Investigasi, Nanik Sudaryati Deyang, menegaskan bahwa operasional untuk kelompok ini tetap menjadi prioritas utama di lapangan.
"Program MBG untuk 3B, Bumil (ibu hamil), Busui (ibu menyusui), dan Balita tidak libur. Sedangkan untuk anak-anak sekolah tergantung kesepakatan dengan pihak sekolah, kalau muridnya mau ambil di sekolah ya kita kasih, kalau tidak mau ya tidak kita kasih," ujar Nanik.
Penegasan ini memberikan kepastian bagi para ibu dan orang tua balita bahwa akses terhadap gizi seimbang akan tetap tersedia di pos-pos pelayanan yang telah ditentukan, tanpa terpengaruh oleh suasana libur akhir tahun.
Mekanisme Distribusi MBG untuk Siswa Sekolah
Bagi siswa sekolah, masa libur semester ganjil yang biasanya jatuh pada rentang 22 Desember 2025 hingga 3 Januari 2026 menjadi tantangan tersendiri dalam pendistribusian makanan.
Untuk mengatasi hal tersebut, BGN menerapkan sistem yang fleksibel dan berbasis kesepakatan lokal.
Sistem Pengambilan Mandiri di Sekolah
Opsi pertama yang ditawarkan adalah pengambilan makanan secara langsung oleh murid atau orang tua di sekolah. Dalam skema ini, sekolah berfungsi sebagai titik distribusi pusat bagi para siswa yang tinggal di sekitarnya.
Namun, pihak BGN menekankan bahwa hal ini bukanlah kewajiban yang mengikat, melainkan sebuah pilihan layanan bagi mereka yang membutuhkan.
Distribusi Berbasis Kesepakatan
Penyelenggaraan MBG di masa libur sangat bergantung pada kesiapan sumber daya manusia di pihak sekolah dan keinginan dari para wali murid itu sendiri.
Nanik Sudaryati Deyang kembali menekankan fleksibilitas prosedur ini dengan mengatakan:
"Mekanismenya bisa dua atau tiga hari diantar ke sekolah, nanti murid-murid yang mau ambil didaftar. Tapi ini sifatnya ada kesepakatan dengan pihak sekolah, ya. Kalau pihak sekolah tidak mau terima, ya kita tidak memaksa."
Artinya, koordinasi antara pihak sekolah, komite orang tua, dan unit pelayanan gizi setempat menjadi kunci utama keberhasilan distribusi di masa libur ini.
Kombinasi Siap Santap dan Bahan Kering
Untuk menjaga efisiensi dan memastikan makanan tidak terbuang sia-sia, BGN telah menerbitkan regulasi khusus. Berdasarkan Keputusan Kepala BGN Nomor 52.1 Tahun 2025 tentang Pedoman Tata Kelola Penyelenggaraan Program MBG Selama Libur Sekolah, diperkenalkan sistem paket kombinasi.
Siswa tidak perlu datang ke sekolah setiap hari. Sebagai gantinya, distribusi dilakukan maksimal dua kali dalam sepekan. Paket yang diberikan terdiri dari:- Satu paket makanan siap santap: Untuk dikonsumsi langsung di lokasi atau segera setelah diambil.
- Dua paket kemasan tahan lama: Dirancang agar bisa disimpan dan dikonsumsi dalam beberapa hari ke depan di rumah masing-masing.
Mengenai jenis makanan yang masuk dalam kategori paket dibawa pulang, Nanik menjelaskan bahwa pihaknya mengutamakan bahan-bahan yang memiliki daya simpan lebih lama namun tetap bergizi tinggi.
"Selama libur memperoleh makanan kering (tidak diolah), seperti buah, roti buatan UMKM, susu, dan telur (terutama telur asin)." ungkap Nanik.
Langkah melibatkan UMKM dalam penyediaan roti dan telur asin ini juga menjadi bagian dari strategi penguatan ekonomi lokal di sekitar wilayah sekolah.
Jadwal Libur dan Kesinambungan Gizi Nasional
Secara umum, libur semester akhir tahun di berbagai provinsi di Indonesia dimulai pada 22 Desember 2025 dan berakhir pada awal Januari 2026.
Meskipun durasi libur cukup panjang, kehadiran Program MBG diharapkan mampu mengisi celah kebutuhan nutrisi harian yang mungkin terabaikan saat anak-anak berada di rumah.
Penyediaan telur asin sebagai sumber protein, misalnya, merupakan pilihan cerdas karena ketahanannya di suhu ruang. Begitu pula dengan susu dan buah-buahan yang menjadi komponen penting dalam mendukung pertumbuhan anak selama masa jeda sekolah.
Pentingnya Partisipasi Orang Tua dalam Program MBG
Keberhasilan program di masa libur ini sangat bergantung pada partisipasi aktif para orang tua. Karena skema distribusi yang bersifat opsional dan berbasis kesepakatan, orang tua diharapkan dapat proaktif menjalin komunikasi dengan wali kelas atau pihak sekolah.
Jika sekolah memutuskan untuk membuka layanan pengambilan MBG, orang tua disarankan untuk memanfaatkan kesempatan ini sebagai upaya memastikan anak tetap mendapatkan asupan protein dan vitamin yang cukup.
Hal ini juga membantu meringankan beban ekonomi keluarga selama masa libur panjang yang biasanya dibarengi dengan peningkatan kebutuhan rumah tangga.
Komitmen Gizi Tanpa Henti
Pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis selama libur Nataru 2026 membuktikan bahwa pemerintah sangat serius dalam menangani isu ketahanan gizi nasional.
Dengan payung hukum yang jelas melalui Keputusan Kepala BGN, program ini dijalankan dengan penuh perhitungan, mulai dari jenis menu hingga efektivitas logistik.
Mekanisme pengambilan mandiri dan pemberian paket makanan kering merupakan solusi pragmatis yang menjawab tantangan geografis dan waktu.
Dengan demikian, diharapkan tidak ada satu pun anak atau kelompok rentan yang kehilangan akses gizi mereka, meski dunia pendidikan tengah dalam masa rehat sejenak.