Trending

Inilah Efek Buruk bagi Anak yang Sering Dimarahi!

niadi.net - Seringkali dalam situasi yang lelah dan stress, orang tua akan hilang kesabaran ketika menghadapi tingkah laku anak yang tak mau mendengarkan dan bahkan membandel. Dan berujung dengan memarahi anak.

Padahal, memarahi anak pun tak dapat menjadi penyelesaian yang baik dalam mengakhiri masalah, dan malah kemungkinan besar bisa menciptakan masalah baru dan bahkan lebih buruk.

Inilah Efek Buruk bagi Anak yang Sering Dimarahi
www.dailytelegraph.com.au

Berdasarkan keterangan dari dr. Gitayanti Hadisukanto, Sp.KJ (K), Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Konsultan Psikiatri Anak & Remaja, memarahi anak dengan suara keras dan atau berteriak, bukanlah sebuah solusi. Karena hal tersbut hanyalah membuat anak berhenti pada perilaku yang salah itu secara sementara saja dikarenakan anak merasa takut atas teriakan orang tua, bukan berhenti atas sebab mereka memahami perilaku salahnya.

Bentakan yang dilakukan oleh orang tua terhadap anak yang melakukan kesalahan, di lain hari anak akan tak perduli lagi atas bentakan-bentakan dan bahkan mereka akan menentangnya.

Memberikan suatu hukuman pun tak akan efektif dalam mengubah perilaku salah anak, sebab hukuman akan hanya berfokus pada sebuah perilaku negatif.

Dr. Gita melanjutkan, baiknya orangtua hanya berfokus kepada perilaku baik/positif anak saja. Semisal dengan memberikan sebuah apresiasi (reward) seperti memujinya ketika mereka melakukan hal yang baik/positif dengan tidak mengingatkan si anak pada perilaku yang buruk/negatif.

Oranguta tidak perlu untuk mengatakan "kamu hebat ya, makanya jangan seperti kemarin kamu nakal," dan seterusnya. Karena disadari atau tidak oleh Anda, ucapan-ucapan yang seperti itu seringkali dilakukan oleh para orangtua.

Lalu, jika mendapati anak yang melakukan hal buruk apa sih yang seharusnya dilakukan oleh orangtua?

Menurut dokter yang praktek di RS Pondok Indah ini, ketika orangtua mendapati anaknya melakukan hal yang kurang baik atau buruk, baiknya orangtua untuk tidak menasihati satu arah saja, namun dengan mendiskusikan perilakunya disertai dengan nada bicara yang lembut dan tenang.

Berdiskusi dengan anak menjadi suatu keharusan untuk dilakukan orangtua, selain anak dapat belajar menumbuhkembangkan cara berkomunikasinya, juga kita dapat mengarahkan pola pikirnya ke arah yang baik.

10 tips for talking with your son
raisingchildren.net.au

Berdiskusi dengan anak atas banyak hal, seperti dalam hal ini anak melakukan perilaku yang tidak baik misalnya ketika perilaku anak merugikan orang lain atau bahkan dirinya sendiri, dan atau melakukan perbuatan-perbuatan yang membuat orang lain tidak nyaman atau tersinggung.

Di saat itulah orangtua mendiskusikan perbuatan sang anak, tanyakan pada anak apasaja konsekuensi yang akan didapatkannya atas perilaku yang mereka lakukan tersebut. Tanyakan juga pada anak perihal perasaan dan pikiran yang timbul ketika anak melihat orang lain melakukan hal yang sama dengan yang dia lakukan.

Berdiskusi dengan nada yang tenang kepada anak adalah langkah tepat untuk mengarahkan perilaku buruk anak ke arah yang baik. Sebab, bilamana orangtua hanya bisa memarahi anak dengan suara yang keras, itu justru akan berefek buruk pada pertumbuhan psikologis anak.

Berikut di bawah ini beberapa efek buruk yang akan di alami anak apabila terlalu sering dimarahi:
  • Anak yang terlalu sering dimarahi, maka anak bisa mengalami gangguan kecemasan yang disebabkan anak selalu mengantisipasi bakal dimarahi bilamana melakukan sesuatu.
  • Jika anak sering dimarahi, maka akan menjadi seorang yang peragu, memiliki kepercayaan diri yang rendah, dan seringkali takut bila berbuat sesuatu karena takut berbuat kesalahan.
  • Jika anak terlalu sering dimarahi, anak pun bisa menjadi seorang penentang. Jiwa penentang akan timbul pada pribadi anak karena merasa selalu tertekan, sampai pada satu momentum tertentu anak akan merasa untuk melawan. Hal tersebut dilakukan anak sebagai proteksi baginya sebelum dimarahi atau bahkan saat ditegur ringan atau hanya diingatkan saja.
  • Seorang anak yang seringkali dimarahi bisa jadi akan membentuk seorang pribadi pemarah dan juga agresif, manakala marah ialah sesuatu yang dirasa biasa atau normal di rumah.
Oleh sebab itu, ketimbang sering memarahi anak, dr. Gita menganjurkan untuk mengedepankan berdiskusi. Dengan melakukan berdiskusi, anak bakal menjadi lebih menyadari dan mempertimbangkan setiap perilakunya, dan juga dapat merefleksikan diri, serta mampu menjalani proses pendewasaan kepribadian yang matang dan adaptif.
Lebih baru Lebih lama

Cek artikel niadinet lainnya via Google News

Formulir Kontak